Keutamaan la qur'an

Setiap Muslim, siapapun orangnya, pasti akan mengklaim bahwa Alquran adalah pedoman hidupnya. Namun faktanya, jangankan menjadikan Alquran sebagai pedoman hidup, sekadar membacanya saja masih banyak yang enggan. Padahal kebanyakan mereka juga sudah sangat memahami keutamaan membaca Alquran, apalagi mengamalkan dalam kehidupan, termasuk tentu saja memperjuangkannya agar Alquran benar-benar bisa diterapkan dalam mengatur seluruh aspek kehidupan.
Tentang keutamaan mengemban Alquran (membaca, mengamalkan dan menerapkan Alquran), Anas bin Malik ra. menuturkan bahwa Rasulullah SAW pernah bersabda, “Allah SWT memiliki keluarga dari kalangan manusia.” Beliau ditanya, “Siapa mereka, wahai Rasulullah?” Beliau menjawab, “Para pembaca dan pengamal Alquran, itulah keluarga Allah; mereka termasuk yang Dia istimewakan.” (Al-Ajiri, Akhlaq Ahl al-Qur’an, I/3).
Abdullah bin Umar ra menuturkan bahwa Rasulullah SAW bersabda, “Akan dikatakan kepada para pembaca Alquran pada Hari Kiamat, ‘Bacalah,  naiklah beberapa derajat (di surga)…Sesungguhnya kedudukan kamu ada di akhir ayat yang kamu baca.’” (Ibn Abi Syaibah, Al-Mushannaf, VII/172).
Di surga nanti, bahkan para pembaca Alquran memiliki kedudukan yang istimewa. Ummu ad-Darda’ pernah bertanya kepada Aisyah ra tentang orang yang masuk surga dari kalangan pembaca Alquran, apa kelebihannya dibandingkan dengan orang yang tidak membaca Alquran. Aisyah ra. menjawab, “…Sesungguhnya orang yang masuk surga dari kalangan pembaca Alquran maka tidak ada seorang pun yang lebih tinggi dari diri mereka.” (Ibn Abi Syaibah, Al-Mushannaf, VII/155).
Hal ini wajar belaka. Pasalnya, sebagaimana dituturkan oleh Abdullah bin Umar ra, “Siapa saja yang membaca Alquran adalah seperti sedang meniti jalan kenabian, hanya saja Alquran tidak diwahyukan kepada dirinya.” (Ibn Abi Syaibah, Al-Mushannaf, VII/155).
Tentang keutamaan membaca Alquran, Ibrahim al-Hijri menuturkan dari Abu al-Ahwash dari Abdullah bin Mas’ud ra bahwa Rasulullah SAW juga pernah bersabda, “Pelajarilah oleh kalian Alquran dan bacalah. Sesungguhnya kalian diberi pahala atas bacaannya setiap huruf dengan sepuluh kebaikan. Aku tidak menyatakan alif lam mim itu dibalas dengan sepuluh kebaikan, tetapi alif sepuluh kebaikan, lam sepuluh kebaikan dan mim sepuluh kebaikan. Sesungguhnya Alquran adalah cahaya yang terang, obat yang bermanfaat,  kesuksesan bagi siapa saja yang mengikutinya dan perlindungan bagi orang yang berpegang teguh padanya…” (Al-Ajiri, Akhlaq Ahl al-Qur’an, I/5).
Ali bin Abi Thalib ra menuturkan bahwa Rasulullah SAW juga bersabda, “Orang terbaik di antara kalian adalah yang mempelajari Alquran dan mengajarkannya.” (HR al-Bukhari dan Muslim).
Bahkan baik sekali jika membaca Alquran dilakukan secara bersama-sama di masjid dengan saling menyimak dan meluruskan bacaannya. Dalam ahl ini, Abu Hurairah ra. menuturkan bahwa Rasulullah SAW pun pernah bersabda, “Tidaklah suatu kaum berkumpul di salah satu rumah Allah, lalu mereka membaca dan saling mengajari Alquran di antara mereka, melainkan akan diturunkan kepada mereka ketentraman, diliputi rahmat, dinaungi para malaikat, dan akan disebut-sebut oleh Allah bersama-sama mereka di sisi-Nya.” (HR Abu Dawud dan Ahmad).
Alquran bahkan akan menjadi syafaat pada Hari Kiamat nanti bagi para pembacanya. Sabda Nabi SAW, “Bacalah oleh kamu Alquran, sesungguhnya (Alquran) itu datang pada Hari Kiamat menjadi syafaat bagi pembacanya.” (HR Muslim).
Dengan semua keutamaan itu, wajarlah jika para sahabat berlomba-lomba membaca, mempelajari dan mengamalkan kandungan Alquran. Dalam sebuah hadits shahih, Rasulullah SAW menyuruh Abdullah bin Umar agar mengkhatamkan Alquran seminggu sekali. Begitu pula para sahabat seperti Usman bin ‘Affan, Zaid bin Tsabit, Ibnu Mas’ud dan Ubay bin Ka’ab; telah menjadi wiridnya untuk mengkhatamkan Alquran pada setiap hari Jumat. Namun demikian, paling tidak, hendaknya setiap Muslim bisa mengkhatamkan Alquran sebulan sekali (HR Ahmad).
Itu baru keutamaan membaca dan mengkaji Alquran. Bagaimana dengan mengamalkan dan menerapkan Alquran dalam kehidupan? Tentunya, jauh lebih utama. Pasalnya, membaca Alquran adalah sunnah saja, meski mengkaji dan mempelajarinya adalah kewajiban karena termasuk dalam bab thalabul ilmi yang memang wajib. Namun, semua itu tentu tidak ada faedahnya jika Alquran tidak diamalkan dan diterapkan dalam kehidupan. Bahkan, tidak mengamalkan dan menerapkan Alquran termasuk dalam tindakan mengabaikan Alquran yang nyata-nyata telah diharamkan oleh Allah SWT. Allah SWT berfirman yang artinya: Berkatalah Rasul, “Ya Tuhanku, sesungguhnya kaumku menjadikan Alquran ini sebagai sesuatu yang diabaikan.”  (QS al-Furqan [25]: 30). [] abi

Tidak ada komentar:

Posting Komentar