Jihad fisabilillah

Seruan Jihad Monumental dari Raja Faisal untuk Bebaskan Al-Aqsha

Riyad (voa-islam.com) Miris ketika melihat dunia Arab tidak berdiri tegak menentang Israel yang telah bertahun-tahun  menjajah Palestina.
Parahnya lagi Zionis-Israel berusaha menghancurkan Masjid Al-Aqsha dan akan mengganti dengan kuil Sulaiman. Justeru melihat kejahatan Zionis-Israel itu,  para penguasa Arab bungkam seribu bahasa. Tak bernyali. Sekarang hanya Mesir yang terlihat lebih berani angkat suara.
Tapi, dibalik kondisi dunia Arab dan para pemimpinnya yang sudah kalah dengan Zionis-Israel, masih ada suara yang menggema sepanjang zaman. Yang menunjukkan bahwa seorang penguasa Muslim tidak dikendalikan oleh Barat.
Penguasa Arab itu, tak lain adalah Raja Faisal bin Abdul Aziz bin Abdurrahman Alu Su’ud. Dengan lantang ia menyerukan jihad fi sabilillah melawan Israel. Tegas, seruan Raja Faisal berjihad itu bukan semata-mata rasa kebangsaan, tetapi lebih dari semua itu, seruan Faisal itu tujuan adalah membela agama Islam, dan Masjidil Aqsha, yang sudah dihinakan oleh Zionis-Israel. Semoga Allah merahmatimu dan menghidupkan “ruhmu” di tubuh kaum muslimin, amiin
Berikuta adalah petikan pidato yang menggetarkan dunia Islam dari raja faisal:
“Saudara-saudaraku, apa yang kita tunggu? Apakah kita mau menunggu nurani dunia? Dimanakah nurani dunia itu?
Sesungguhnya Al-Quds yang mulia memanggil kalian dan meminta tolong kepada kalian, wahai saudara-saudara, , agar kalian menolongnya dari musibah dan apa yang menimpanya. Apa yang membuat takut kita? Apakah kita takut mati? Dan adakah kematian yang mulia dan utama dari orang yang mati berjihad di jalan Allah.
Wahai saudaraku kaum muslimin, kami menginginkan kaum dan kebangkitan Islam, yang tidak dimuliakan oleh kesukuan, kebangsaan, dan juga partai. Tapi dakwah Islamiyah, seruan kepada jihad fi sabilillah, di jalan membela agama dan akidah kita, membela kesucian kita. Dan aku berharap kepada Allah, jika menetapkan aku mati, maka tetapkanlah aku syahid fi sabilillah.
Saudaraku
Maafkanlah aku, agar kalian tidak menuntutku. Karena sesungguhnya ketika aku berteriak, masjid mulia kita dihinakan dan dilecehkan, dipraktekkan di dalamnya kehinaan, kemaksiatan, dan penyimpangan moral.
Sesungguhnya aku berharap kepada Allah dengan ikhlas. Jika Ia tidak menetapkan kami untuk berjihad dan membebaskan tanah suci, maka janganlah biarkan aku hidup setelah ini”

Tidak ada komentar:

Posting Komentar